Senin, 12 September 2022

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

WORKSHOP IKM PAI
HARI KE- 2
MATERI 1
Selasa, 13 September 2022

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)‎

Profil pelajar Pancasila merupakan gambaran pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yanag kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajarn lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yag disusun berdasarkan Standar Kmetensi Lulusan. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pembelajaran yang baru dimunculkan pada sekolah penggerak. Pada tahun ajaran 2022/2023 mulai berlaku Kurikulum Merdeka yang juga menerapkan P5.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Pelajar Pancasila sendiri dirumuskan berdasarkan kajian literatur dan diskusi terpumpun yang melibatkan pakar di bidang Pancasila, psikologi pendidikan, dan para pendidik untuk mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri serta berkepribadian baik. Pasalnya, nasib bangsa ada di tangan anak-anak Indonesia.

Cara Mencapai Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Project

Salah satu cara untuk mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu melalui metode pembelajaran project based learning. Pasalnya, dalam Kurikulum Merdeka, metode pembelajaran lebih banyak melalui project untuk mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk menentukan pembelajaran berbasis proyek berikut adalah sejumlah tip yang bisa dilakukan.

1. Merancang Alokasi Waktu dan Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Untuk mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila, pastinya tidak lepas dari Kurikulum Merdeka. Dalam kurikulum ini, alokasi waktu dan jam pembelajaran diberikan dalam satu tahun, dan guru bebas untuk merancang jam pembelajaran, sehingga guru bisa merancang jam pembelajaran dengan untuk mencapai penguatan profil pelajar pancasila melalui proyek.

Dalam hal ini siswa akan dibebankan suatu tema proyek yang sesuai dengan kompetensi dan potensi yang ia miliki. Dengan pembelajaran berbasis proyek, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Membentuk Tim Fasilitasi Proyek untuk Mencapai Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Untuk mencapai penguatan profil pelajar pancasila dengan proyek, dibutuhkan sebuah tim fasilitasi proyek yang bertugas mendampingi siswa saat proyek berlangsung. Tim ini tdak hanya mendampingi, tetapi juga membuat rancangan atau perencanaan proyek dan pembuatan modul proyek yang akan dikembangkan siswa. Dalam pembentukannya, pimpinan satuan pendidikan menunjuk beberapa guru untuk menjadi sebuah tim agar mampu mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila yang ingin dilaksanakan. Terbentuknya tim ini bertujuan agar pelaksanaan kurikulum berjalan dengan lancar.

Peran Sekolah Mendukung Pelaksanaan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Penguatan profil pelajar Pancasila merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka.

3. Mengidentifikasi Kesiapan Satuan Pendidikan

Sebelum melaksanakan Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan harus mampu mengidentifikasi kesiapan dalam upaya mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kesiapan satuan pendidikan merupakan hal yang sangat penting, kesiapan satuan pendidikan di sini bisa berupa fasilitas, tim fasilitasi, kemampuan siswa, dan keadaan sekitar untuk tercapainya penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Oleh sebab itu, penting sekali satuan pendidikan melakukan identifikasi secara mendalam, untuk melakukan pengamatan dan pengecekan kesiapan agar mampu mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diinginkan dan mampu menjadi satuan pendidikan yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang sudah dicetuskan.

4. Pemilihan Tema untuk Mencapai Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Sesuai dengan Kurikulum Merdeka, ada beberapa tema dalam Profil Pelajar Pancasila. Tema-tema tersebut sebagai gambaran umum untuk satuan pendidikan maupun siswa, untuk dicapai dalam upaya penguatan Profil Pelajar Pancasila. Ada tujuh tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila berupa kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, bineka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, wirausaha, dan berekayasa dan berteknologi untuk NKRI. Dari tujuh tema tersebut, sekolah dapat memilih tema yang menurutnya sesuai dengan kompetensi siswa dan lingkungan sekitarnya.

5. Penentuan Topik Spesifik dalam Upaya Mencapai Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Setelah pemilihan tema umum yang sudah ditentukan kemendikbud, satuan pendidikan menentukan topik/mengembangkannya sesuai dengan tema yang dipilih. Satuan pendidikan menentukan tempat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Pemilihan lokasi ini dapat dilakukan oleh tim fasilitasi dan siswa yang akan menjadi anggota pendukung. Pemilihan lokasi proyek harus sesuai dengan isu yang aktual sesuai topik atau tema-nya.

6. Merancang Modul Proyek

Setelah pemilihan tema, penentuan topik sesuai isu dan tema yang dipilih, langkah untuk mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah merancang modul. Dalam merancang modul proyek, tim fasilitasi akan menyusun mulai dari tema, topik dan subtema, subelemen dan lain-lain dengan berdiskusi. Tim fasilitasi dituntut membuat modul yang memiliki visi dan misi atau tujuan proyek tersebut dijalankan dan disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka.

Kepala sekolah beserta tim fasilitasi akan diberikan kebebasan dalam membangun komponen apa saja dalam pembangunan proyek tersebut. Hal ini akan memudahkan tim fasilitasi untuk mengeksplorasi ide seluas-luasnya tanpa ada batasan, namun dengan catatan harus sesuai dengan tema dan topik yang sudah dipilih. Modul proyek ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila agar lebih mudah.

7. Memahami Prinsip Profil Pelajar Pancasila

Dalam mencapai penguatan Profil Pelajar Pancasila, guru dan sekolah harus memahami terlebih dahulu tentang prinsip profil pelajar pancasila sebagai patokan dalam melaksanakan upaya penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

Prinsip P5

Berikut beberapa prinsip P5

1. Holistik

Adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau terpisah-pisah.


Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong peserta didik untuk mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam.


Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.


Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan sebagainya.


2. Kontekstual

Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.


Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.

3. Berpusat Pada Peserta Didik

Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif.


Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi peran sebagai aktor utama dalam kegiatan belajar mengajar.

P5 menjadikan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.

4. Eksploratif

Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas.

P5 memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.

Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler.

Manfaat P5

P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.

Manfaat bagi Satuan Pendidikan:

1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.

2. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

Manfaat bagi Pendidik:

1. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.

2. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.

3. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Manfaat bagi Peserta Didik:

1. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.

2. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.

3. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Pengembangan profil pelajar Pancasila menjadi salah satu komponen utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Maka itu, terdapat alokasi jam pelajaran untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Proporsinya sekitar 20-30 persen dari total jam pelajaran dalam setahun.
Berdasarkan penjelasan Kemendikbudristek di publikasi resminya, konsep profil pelajar Pancasila dirancang untuk jadi acuan pencapaian kompetensi peserta didik di Indonesia. 

Kompetensi profil pelajar Pancasila dirumuskan berdasarkan 6 dimensi. 

6 dimensi profil pelajar Pancasila itu adalah: 
(1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; 
(2) Berkebinekaan global; 
(3) Bergotong-royong; 
(4) Mandiri; 
(5) Bernalar kritis; 
(6) Kreatif. 
Dimensi-dimensi ini lantas dijabarkan menjadi sejumlah elemen dan sub-elemen.
Kompetensi profil pelajar Pancasila itu dibentuk dengan dukungan budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, serta proyek berbasis tema tertentu. Metode yang terakhir secara resmi disebut projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Contoh proyek pelajar Pancasila di SD / MI 

Proyek penguatan profil pelajar Pancasila di jenjang SD dibedakan menjadi tiga kategori sesuai fase usia peserta didik di jenjang sekolah dasar. Ketiganya adalah:

1. Fase A (usia 6-8 tahun)
2. Fase B (usia 8-10 tahun)
3. Fase C (10-12 tahun). 

Berikut ini contoh-contoh proyeknya:

 a. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan 

-Fase A: Proyek membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan di satuan pendidikan, misal piket, waktu rutin khusus untuk kebersihan. 

-Fase B: Proyek membuat infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan sekolah beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi. 

-Fase C: Proyek membuat kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, seperti cara pencegahan kebakaran hutan atau banjir. 

b. Tema Kerifan Lokal 

-Fase A: Proyek membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan di satuan pendidikan, seperti piket dan waktu rutin khusus untuk kebersihan. 
-Fase B: Proyek membuat infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan sekolah beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi. 
-Fase C: Proyek membuat kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, seperti cara pencegahan kebakaran hutan atau banjir. 

c. Tema Bhineka Tuggal Ika 

-Fase A: Proyek menyusun buku kumpulan doa dan puisi bertema rasa syukur. 
-Fase B: Proyek membuat buku kumpulan cerita pendek yang membawa pesan tentang perbedaan individu memperkaya relasi sosial dalam masyarakat dan mengampanyekannya dalam keseharian di satuan pendidikan. 
-Fase C: Proyek merancang maket prototipe tata kota yang memenuhi kebutuhan warganya secara adil dan merata, dilengkapi dengan ruang publik yang dipakai jadi fasilitas kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan lain sebagainya. 

d. Tema Rekayasa dan Teknologi 

-Fase A: Proyek menciptakan berbagai mainan yang menggunakan prinsipprinsip fisika. 
-Fase B: Proyek merancang model dan maket gedung yang menerapkan prinsip hemat energi dan ramah lingkungan. 
-Fase C: Proyek menciptakan alur upcycling barang bekas menjadi bendabenda fungsional sebagai salah satu solusi penanganan sampah anorganik. 

e. Tema Kewirausahaan

-Fase A: Proyek Pasar Kreasi, yakni mengadakan pasar jual beli berbagai kreasi mandiri berupa benda fungsional sederhana dari barang bekas. 
-Fase B: Proyek membuat pementasan seni sederhana untuk menggalang dana kemanusiaan. 
-Fase C: Proyek merancang panduan pembuatan catatan pengelolaan uang pribadi (uang jajan) dan kolektif (kas kelas).

Panduan Pengembangan Projek Profil Pelajar Pancasila disusun dengan sistematika berikut:

1. Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

a. Sekilas mengenai Profil Pelajar Pancasila
b. Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
c. Gambaran Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan
d. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
e. Prinsip-prinsip Kunci Projek
f. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
g. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

2. Menyiapkan ekosistem satuan pendidikan

a. Budaya satuan pendidikan yang mendukung penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
b. Peran peserta didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis projek
c. Memberikan penguatan kapasitas pendidik

3. Mendesain projek

a. Alur perencanaan projek
b. Merancang alokasi waktu projek dan dimensi
c. Membentuk Tim Fasilitasi Projek
d. Identifikasi Tahapan Kesiapan satuan pendidikan
e. Pemilihan Tema Umum
f. Penentuan Topik Spesifik
g. Merancang modul projek
h. Pemilihan dimensi, elemen, dan sub-elemen
i. Eksplorasi dan Pengembangan Alur Projek
j. Asesmen dalam projek Baca

4. Mengelola projek

a. Mengawali kegiatan projek
b. Mengoptimalkan pelaksanaan projek
c. Menutup rangkaian kegiatan projek
d. Mengoptimalkan keterlibatan mitra

5. Mendokumentasikan dan Melaporkan hasil projek

a. Mendokumentasikan proses
b. belajar projek: Jurnal (pendidik)
c. Mendokumentasikan hasil projek: Portofolio (Peserta Didik)
d. Prinsip Rancangan Rapor Projek
e. Bentuk Rapor dan Langkah Pelaporan Projek

6. Evaluasi dan tindak lanjut projek

a. Prinsip evaluasi implementasi projek
b. Contoh alat dan metode evaluasi implementasi projek
d. Tindak lanjut dan keberlanjutan projek






MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

 MODUL AJAR PAI 

KURIKULUM MERDEKA 

Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.
Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.

Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunan. Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan.

A. IDENTITAS MODUL

Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:

1. Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya

Modul Ajar.

Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)

Kelas

Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja masing-masing.

B. KOMPETENSI AWAL

Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar

Pancasila (PPP) dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran.
Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar.

D. SARANA DAN PRASARANA

Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan. Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk diperhatikan, dan juga

dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan bermakna.

E. TARGET PESERTA DIDIK

Peserta didik yang menjadi target yaitu;

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa

dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.

Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN

Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended.

Modul ajar PAI Kelas 1 SD 

Modul ajar PAI Kelas 4 SD 


PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU PAI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

 WORKSHOP IKM 

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU PAI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA


Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

KKG Kabupaten Bangka melaksanakan workshop IKM untuk meningkatkan kinerja guru-guru PAI Kabupaten Bangka agar mampu mengimplementasikan proses belajar mengajar Kurikulum Merdeka di sekolahnya. 
Guru sendiri memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum ini juga merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan yang dalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar.

Konsep Kurikulum Merdeka Belajar:

1. Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill serta karakter sesuai profil    pelajar Pancasila.

2. Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi      dasar seperti literasi dan numerasi.

3. Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi berdasarkan kemampuan para  peserta didik.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 September s.d Rabu, 14 September 2022 di UPTD SD Negeri 8 Sungailiat Kabupaten Bangka.
Pelaksanaan kegiatan workshop dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Bapak H. Senaidi, S. Ag.
Peserta kegiatan merupakan perwakilan guru-guru PAI setiap Kecamatan  Kabupaten Bangka.
Sebagai nara sumber kegiatan workshop adalah TIM dari BPMP, Bapak Azruddin Sitempul, S.Si., M.Pd.

                           









Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

WORKSHOP IKM PAI HARI KE- 2 MATERI 1 Selasa, 13 September 2022 PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)‎ Profil pelajar Pancasila meru...